Perbuatan sepertl itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahullah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi deml membawa berita. Ketika itulah, Malaikat libril a.s. turun membawa berita darl langit dla berkata: ”Ya Muhammad! Tuhan ASv Salam mengucaplcan salam kepadamu dan bersabda: ”Katakanlah kepada orang Arab itu, Agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besarl' Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.
Maka orang Arab itu pula berkata: “Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. 'Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya/ jawab orang itu. 'Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya !' Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah Saw.. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu; air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya.
Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “Ya Muhammadi Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga Ia bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah mengampuni semua kesalahannya dan Ia akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. Ia lalu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya. Sholallahu alaihi sayyidinaa Muhammad ..........
Posting Komentar