Petunjuk Hikmah

Latest Post

 A. Kekuatan Kesabaran Dalam Pandangan Islam 
Pengertian Sifat Zuhud Dan Kesabaran- Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa suatu hari Nabi SAW menemukan seorang wanita yang sedang menangis di hadapan sebuah kuburan. Beliau bersabda kepadanya, ''Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.'' Wanita tersebut menjawab,''Pergilah! Jangan ikut campur dalam urusanku, engkau tidak tertimpa seperti apa yang menimpaku.'' 

Pengertian Sifat Zuhud Dan Sabar
Setelah wanita tersebut sadar dan menyesal, ia pergi ke rumah Nabi SAW. Ia menyampaikan penyesalannya dengan berkata, ''Aku tidak mengenalmu.'' Beliau bersabda, ''Hakikat sabar itu akan terlihat pada saat-saat pertama terjadinya malapetaka.''

Dalam kamus-kamus bahasa, kata sabar diartikan sebagai menahan, baik dalam pengertian fisik material, seperti menahan seseorang dalam tahanan, maupun non fisik (immaterial), seperti menahan diri atau jiwa dalam menghadapi sesuatu yang diinginkannya. Dari akar kata shabara diperoleh sekian bentuk kata dengan arti yang beraneka ragam, antara lain berarti menjamin, pemuka masyarakat yang melindungi kaumnya, gunung yang tegar dan kokoh, awan yang berada di atas yang ain dan melindungi yang di bawahnya, batu-batu yang kokoh, tanah yang gersang, sesuatu yang pahit atau menjadi pahit, dan sebagainya.

Dari arti-arti yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa sabar menuntut ketabahan dalam menghadapi sesuatu yang sulit, berat, pahit, yang harus dihadapi dengan penuh tanggung jawab. Dari sini tidak heran jika bulan Ramadhan dikatakan sebagai bulan sabar, sebab di dalamnya terdapat kewajiban ibadah puasa yang esensi pokoknya adalah pengendalian diri hingga berakhir dengan kemenangan.

Seorang yang menghadapi rintangan yang berat, terkadang hati kecilnya membisikkan agar ia behenti (putus asa), meski yang diharapkannya belum tercapai. Dorongan hati kecil itu selanjutnya menjadi keinginan jiwa. Jika keinginan itu ditahan, ditekan, dan tidak diikuti, maka tindakan ini merupakan pengejawantahan dari hakikat sabar yang mendorongnya agar tetap melanjutkan usahanya walaupun harus menghadapi berbagai rintangan yang berat.

Pengertian sabar yang demikian tersirat dalam sabda Rasulullah SAW. Suatu hari kaum muslimin bertemu dengan musuh dalam suatu peperangan, maka Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai manusia, janganlah kalian berharap bertemu musuh, mohonlah kepada Allah keselamatan, namun jika kalian bertemu musuh maka bersabarlah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya surga itu di bawah tajamnya pedang.'' (HR. Bukhari-Muslim).

Dengan demikian, sabar tidak identik dengan sikap lemah atau menerima apa adanya, namun sabar merupakan perjuangan yang menggambarkan kekuatan jiwa pelakunya sehingga mampu mengalahkan dan mengendalikan keinginan nafsunya. Bahkan sabar di saat ini menjadi kekuatan moral dalam menghadapi berbagai kejahatan, kezaliman, serta teror yang dilakukan oleh mereka yang tidak ingin kejahatan dan kezalimannya terbongkar.

Allah SWT berfirman: ''Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.'' (QS al-Baqarah: 153). 


B. Pengertian Sifat Zuhud 
Merasa cukup (qanaah) terhadap apapun yang kita peroleh memang gampang- gampang susah. Ego diri, kurang bersyukur serta melihat seseorang yang lebih tinggi dan memiliki dari kita adalah penyakit-penyakit yang semestinya harus kita obati. Kendati demikian, tak sedikit pula orang-orang di sekeliling kita yang memilih untuk zuhud meski ia memiliki banyak harta, jabatan yang tinggi dan kekayaan yang tak ada habisnya. Lalu, apa definisi zuhud yang sebenarnya?

Zuhud dalam sesuatu (al-zuhd fi al-sya’i) menurut bahasa artinya berpaling dari sesuatu yang bersifat duniawi karena menganggapnya hina, remeh, dan yang lebih baik adalah tidak membutuhkannya. Di dalam Alquran banyak disebutkan tentang zuhud di dunia, kabar tentang kehinaan dunia, kefanaan dan kemusnahannya yang begitu cepat, perintah memperhatikan kepentingan akhirat, dan kabar tentang kemuliaan dan keabadiannya. Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada diri seorang hamba, maka Dia menghadirkan di dalam hatinya bukti penguat yang membuatnya bisa membedakan hakikat dunia dan akhirat, lalu dia memprioritaskan mana yang lebih penting.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata zuhud artinya meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk kepentingan akhirat. Sedangkan wara’ ialah meninggalkan galkan apa-apa yang mendatangkan mudharat untuk kepentingan akhirat. Sedangkan menurut Sufyan Ats-Tsaury zuhud di dunia artinya tidak mengumbar harapan tetapi bukan pula memakan makanan yang sudah kering atau mengenakan pakaian yang kurang layak (lusuh).

Sedangkan pengertian zuhud yang paling baik dan menyeluruh menurut Hasan bin Ali bin Abu Thalib, seperti dikutip oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyah ialah zuhud di dunia bukan hanya berarti mengharamkan yang halal dan menyia-nyiakan harta tetapi jika engkau meyakini bahwa apa yang ada di tangan Allah itu lebih baik dari pada apa yang ada di tanganmu, dan jika ada musibah yang menimpamu maka pahala atas musibah itu lebih engkau sukai daripada tidak tertimpa musibah sama sekali.

Definisi terakhir inilah yang dinilai paling baik dan menyeluruh oleh Ibnul Qayyim sebab di dalamnya ada keridhaan seorang hamba terhadap takdir yang meng- hampirinya; baik maupun buruk. Itu artinya, Ibnul Qayyim tidak hanya memberikan pandangan bahwa secara fisik zuhud itu harus miskin dan lusuh, tapi juga lebih dari itu. Hakikat zuhud ialah membuahkan keridhaan terhadap takdir Allah dan Allah pun akhirnya meridhai kita.

Menurut Imam Ahmad zuhud menunjukkan tiga perkara. Pertama, meninggalkan yang haram dan ini merupakan zuhudnya orang-orang awam. Kedua, meninggalkan berlebih-lebihan dalam hal yang halal, dan ini merupakan zuhudnya orang-orang khas atau khusus. Ketiga, meninggalkan kesibukan selain mengingat Allah dan inilah zuhudnya orang-orang yang ma’rifatullah (orang-orang yang memahami betul zat Allah dan kekuasaan-Nya).

Sehubungan dengan keutamaan zuhud, hadits berikut ini menggambarkan tentang anjuran Rasulullah untuk bersikap zuhud. Dari Abul Abbas, Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi ra, ia berkata, seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw lalu bertanya,“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu perbuatan yang jika aku mengerjakannya maka saya akan dicintai Allah dan manusia,” maka Rasulullah bersabda,“Zuhudlah engkau di dunia niscaya Allah mencintaimu dan zuhudlah engkau dalam hal yang dicintai manusia, niscaya manusia mencintaimu,(HR Ibnu Majah).

Hadits ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa seutama-utamanya perbuatan yang dapat mendatangkan cinta Allah dan manusia ialah zuhud. Rasulullah melalui hadits ini juga menganjurkan kita supaya menahan diri dari memperbanyak harta dunia dan bersikap zuhud. Beliau bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia inilaksanan orang asing atau pengembara,’ dan beliau juga besabda, ‘Cinta kepada dunia menjadi pangkal perbuatan dosa,’ atau dalam hadits lain Rasul juga bersabda, ‘Orang yang zuhud dari kesenangan dunia menjadikan hatinya nyaman di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang yang mencintai dunia hatinya menjadi resah di dunia dan di akhirat.

Menurut Ibn Daqiqil dalam Syarhul Arba’in Nawawiyyah, melalui beberapa hadits tentnag zuhud di atas, bahwa Rasul menasehati (khususnya) salah seorang sahabat yang bertanya di atas dan umumnya untuk para umatnya agar menjauhkan diri dari menginginkan sesuatu yang berlebih-lebihan, yang dimiliki orang lain. Jika seseorang ingin dicintai lalu meninggalkan kecintaanya kepada dunia, mereka tidak akan berebut dan bermusuhan hanya karena mengejar kesenangan dunia yang sifatnya sementara.Rasulullah Para ulama sudah sepakat bahwa zuhud itu merupakan perjalanan hati dari negeri dunia dan menempatkannya di akhirat. Dengan pengertian inilah orang-orang terdahulu menyusun kitab-kitab zuhud seperti Ibnul Mubarak, Imam Ahmad, Waki’, Hanad bin As-Siry dan lain-lainnya.

Perkara-perkara yang berkaitan dengan zuhud ada enam macam, dan seseorang tidak layak mendapat sebutan zuhud kecuali menghindari enam macam yakni harta, wajah, kekuasaan, manusia, nafsu dan hal-hal selain daripada Allah. Namun, menghindari enam macam disini bukan berarti menolak hal milik atau sengaja memiskinkan diri. Kita tahu bahwa Nabi Daud as dan Sulaiman as adalah orang yang paling zuhud pada zamannya tapi dua Nabi Allah ini memiliki harta yang tak terbilang banyaknya, kekuasaan dan juga isteri yang tidak dimiliki orang lain selain mereka. Dan hal-hal yang telah kita ketahui pula bahwa pastilah Rasulullah Saw ialah orang yang paling zuhud tapi beliau dianugerahi sembilan isteri. Para sahabat pun; semisal Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Az-Zubair dan Utsman termasuk orang-orang yang zuhud tetapi mereka memiliki harta-harta yang melimpah ruah.  



Referensi 

Ramadan, Tariq (2007). In the Footsteps of the Prophet: Lessons from the Life of Muhammad. Oxford University Press. ISBN 0-19-530880-8. 

Serin, Muhittin (1998). Hattat Aziz Efendi. Istanbul. ISBN 975-7663-03-4. OCLC 51718704. 

ibn Isa, Muhammad (Imam Tirmidhi) (2011). Syama'il Muhammadiyah: KeanggunanMu Ya Rasulullah (Hardcover) (in Arabic with Malay translation). Malaysia: PTS Islamika Sdn. Bhd. p. 388. ISBN 978-967-3-66064-3. 

TA'ARRUF: Pacaran Berbungkus Islam
Ajaran Islam dan label Islam harus benar-benar dimengerti oleh umat muslim itu sendiri, jangan sampai mereka tertipu. Ada ajaran Islam yang berlebel tidak Islam, ada ajaran non-Islam yang berlebel Islam, ada juga ajaran Islam yang berlebel Islam, disini harus benar-benar dimengerti oleh umat Islam agar mereka tidak ikut-ikutan mempopulerkan sesuatu yang tidak harus dipopulerkan.

Perbandingannya seperti Emas yang dibungkus dengan daun pisang kering, isinya mahal tapi bungkusnya jelek, seperti tahi ayam yang dibungkus dengan plastik mahal, atau seperti emas dimasukkan kedalam kotak emas, begitu lebih kurang perbandingannya.

Kata ta'arruf adalah bentuk penghalusan dari kata pacaran, kalau pacaran itu hina, orang tidak berani mengatakan ayo kita pacaran karena terlihat keji, tapi orang akan bangga mengatakan ayo kita ta'arrufan, karena terlihat Islami, adapun inti dari keduanya sama, sama-sama mengajak lawan jenis untuk menjalankan hubungan "khusus" yang dilarang dalam Islam.

Memang kata ta'arruf itu baik karena menggunakan padanan bahasa Arab, namun makala bahasa Arab yang identik dengan Islam itu dijadikan sebagai cap untuk perbuatan yang bertentangan dengan Islam disinilah terjadi kesalahan itu, dan ini sangat dilarang dalam agama islam serta termasuk dalam pentuk penistaan agama Islam dengan tidak disadari.

KH. Ahmad Ishomuddin (Rais Syuriah PBNU) yang "Kontroversi"


Namanya KH. Ahmad Ishomuddin, tahun 2010 namanya masuk jajaran Rais Syuriah PBNU, bahkan sebagai Rois Termuda NU, calon Rais Syuriah PBNU dari wilayah Lampung merasa sudah sepuh, lalu merekomendasikan Anak Muda yang juga dosen syariah di IAIN Raden Intan Lampung, Tentu tidak gegabah dan asal menerima sosoknya yang "asing" di belantara NU Nasional.  Ia masuk dalam jajaran para kyai di sebuah organisasi besar yang dijadikan rujukan problematika umat.

Ia
diketahui sangat kuat komitmennya dan Teguh pendirian terlebih dalam isu-isu NU yang berdampak pada nasional maupun internal.  Konsentrasi syariah yang menjadi keahliannya tidak lantas melunturkan pengetahuannya akan sejarah dan ilmu tafsir.

Ia sangat loyal terhadap NU dan simbol NU baik Rais Am maupun Ketum PBNU. Loyalitasnya selalu terukur sehingga tidak mengkerdilkan keteguhan pendiriannya yang ia yakini benar menurut keahlian dan keilmuannya. Di saat-saat tertentu menggantikan KETUM PBNU yang berhalangan hadir memenuhi undangan, baik skala nasional maupun internasional, dan ia akan mengiyakannya meskipun aku yakin ia juga sangat sibuk.

Warga NU tentu tidak kaget, melihatnya diserang oleh sebagian orang di Republik ini, bahkan difitnah telah menerima sesuatu dari politikus. Ia layak menerima itu semua, karena Ia adalah sosok besar dan penuh ilmu, dedikasinya sangat tidak diragukan samasekali terhadap Ilmu dan NU.

Kyai..! Semakin besar engkau, semakin deras gelombang menerjangmu, semakin tinggi engkau, semakin kuat angin menerpamu.


Pengertian Hasad (dengki)
emke


Pertanyaan;
Kepada yang mulia admin petunjuk hikmah, bagaimanakah pengertian hasad? Apakah kita berkeinginan untuk mendapat kekayaan seperti orang lain tergolong kedalam hasad, mohon penjelasannya.

Jawab;
Terimakasih atas pertanyaannya, hasad adalah bercita-cita agar nikmat yang ada pada orang lain hilang, baik bercit-cita agar nikmat itu beralih kepada dirinya (orang yang menghasad) atau kepada orang lain.
Dari sini dapat kita pahami bahwa bercita-cita untuk memperoleh kekayaan sama seperti yang diberikan kepada orang lain tidak mengapa, selama kita tidak bercita-cita agar nikmat pada orang lain itu lenyap. orang yang pertama sekali  dengki di langit adalah iblis ketika ia dengki kepada nabi adam dan orang yang pertama sekali dengki di dunia adalah qabil yang dengki kepada habil dan membunuhnya, Sekian…

Matan kitab, kifayatul awam, syaikh Muhammad al Fadhali, hal. 81.


الحسد تمنى زوال نعمة الغير سواء كان تمنى ان يأتى له اى للحاسد او لا
Hasad adaah bercita-cita agar nikmat yang ada pada orang lain hilang, baik bercit-cita agar nikmat itu beralih kepada dirinya (orang yang menghasad) atau kepada orang lain

Kejujuran dan Wira’inya Abu Hanifah
Selepas sholat subuh, Imam Hanafi bersiap membuka tokonya, di pusat kota Kufah. Diperiksanya dengan cermat pakaian dan kain yang akan dijual. Sewaktu menemukan pakaian yang cacat, ia segera menyisihkannya dan meletakkannya di tempat yang terbuka. Supaya kalau ada yang akan membeli, ia dapat memperlihatkannya.

Ketika hari mulai siang, banyak pengunjung yang datang ke tokonya untuk membeli barang dagangannya. Tapi, ada juga yang hanya memilih-milih saja.

”Mari silakan, dilihat dulu barangnya. Mungkin ada yang disukai," tawar imam Hanafi tersenyum ramah.

Seorang pengunjung tertarik pada pakaian yang tergantung di pojok kiri.

”Bolehkah aku melihat pakaian itu?” tanya perempuan itu. Imam Hanafi segera mengembalikannya

”Berapa harganya?” tanyanya sambil memandangi pakaian itu. Pakaian ini memang bagus. Tapi, ada sedikit cacat di bagian lengannya.”lmam Hanafi memperlihatkan cacat yang hampir tak tampak pada pakaian itu.

“Sayang sekali." perempuan itu tampak kecewa.
”Kenapa Tuan menjual pakaian yang ada cacatnya?”
“Kain ini sangat bagus dan sedang digemari. Walaupun demikian karena ada cacat sedikit harus saya perlihatkan. Untuk itu saya menjualnya separuh harga saja."
"Aku tak jadi membelinya. Akan kucari yang lain,” katanya.
"Tidak apa-apa, terima kasih,” sahut lmam Hanafi tetap tersenyum dalam hati, perempuan itu memuji kejujuran pedagang itu. Tidak banyak pedagang sejujur dia. Mereka serinS menyembunyikan kecacatan barang dagangannya.

Sementara itu ada seorang perempuan tua, sejak tadi memperhatikan sebuah baju di rak. Berulang-ulang dipegangnya baju itu. Lalu diletakkan kembali. lmam Hanafi lalu menghampirinya.

“Silakan, baju itu bahannya halus sekaliHarganya pun tak begitu mahal."
“Memang, saya pun sangat menyukainya.” Orang itu meletakkan baju di rak. Wajahnya kelihatan sedih. ”Tapi saya tidak mampu membelinya. Saya ini-orang miskin,” katanya lagi.
Imam Hanafi merasa iba. Orang itu begitu menyukai baju ini, saya akan menghadiahkannya untuk ibu,” kata Imam Hanafi.
“Benarkah? Apa tuan tidak akan rugi?”
“Alhamdulillah, Allah sudah memberi saya rezeki yang lebih.” Lalu, Imam Hanafi membungkus baju itu dan memberikannya pada orang tersebut.
"Terima kasih, Anda sungguh dermawan. Semoga Allah memberkahi.” Tak henti-hentinya orang miskin itu berterima kasih.

Menjelang tengah hari, Imam Hanafi bersiap akan mengajar. Selain berdagang, ia mempunyai majelis pengajian yang selalu ramai dipenuhi orang-orang yang menuntut ilmu, Ia lalu menitipkan tokonya pada seorang sahabatnya sesama pedagang.

Sebelum pergi, Imam Hanafi berpesan pada sahabatnya agar mengingatkan pada pembeli kain Vang ada cacatnya itu.

“Perlihatkan pada pembeli bahwa pakaian ini ada cacat di bagian lengannya. Berikan separo harga saja," kata Imam Hanafi. SahabatnYa mengangguk. Imam Hanafi pun berangkat ke majelis pengajian.
Sesudah hari gelap ia baru kembali ke tokonya.

"Hanafi, hari ini cukup banyak yang mengunjungi tokomu. O, iya! Pakaian yang itu juga sudah dibeli orang," kata sahabatnya menunjuk tempat pakaian yang ada cacatnya.

“Apa kau perlihatkan kalau pada bagian lengannya ada sedikit cacat?” tanya Hanafi. “Masya Allah aku lupa memberitahunya. Pakaian itu sudah dibelinya dengan harga penuh."sahabatnya sangat menyesal.
Hanafi menanyakan ciri-ciri orang yangmembeli pakaian itu. Dan ia pun bergegas mencarinya untuk mengembalikan sebagian uangnya.

”Ya Allah! Aku sudah menzhaliminya,“ ucap Imam Hanafi.
Sampai larut malam, imam Hanafi mencari orang itu kesana-kemari. Tapi tak berhasil ditemui. Imam Hanafi amat sedih.

Di pinggir jalan tampak seorang pengemis tua dan miskin duduk seorang diri. Tanpa berpikir panjang lagi, ia sedekahkan uang penjualan pakaian yang sedikit cacat itu semuanya.

'Kuniatkan sedekah ini dan pahalanya untuk orang yang membeli pakaian bercacat itu,” ucap Imam Hanafi. Ia merasa tidak berhak terhadap uang hasil penjualan pakaian itu.

Imam Hanafi berjanji tidak akan menitipkan lagi tokonya pada orang lain.

Keesokan harinya imam Hanafi kedatangan utusan seorang pejabat pemerintah. Pejabat itu memberikan hadiah uang sebanyak 10.000 dirham sebagai tanda terima kasih. Rupanya sang ayah merasa bangga anaknya bisa berguru pada Imam Hanafi di majelis pengajiannya. Imam Hanafi menyimpan uang sebanyak itu disudut rumahnya. Ia tidak pernah menggunakan uang itu untuk keperluannya atau menyedekahkannya sedikitpun pada fakir miskin.

Seorang tetangganya merasa aneh melihat hadiah uang itu masih utuh.
“Kenapa Anda tidak memakainya atau menyedekahkannya? ” tanyanya.
"Tidak, Aku khawatir uang itu adalah uang haram,” kata Imam Hanafi.
Barulah tetangganya mengerti kenapa Imam Hanafi berbuat begitu. Uang itu pun tetap tersimpan disudut rumahnya. Setelah beliau wafat, hadiah uang tersebut dikembalikan lagi kepada yang memberinya. Subhanallah...

Virus Merah Jambu |Karya Muhammad IkbalVirus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.Ini adalah definisi hakiki virus menurut ulama biologi dan bidang ilmu yang mempelajarinya.Virus itu bersifat parasit, setiap parasit itu merugikan.kenapa? Karena virus menyerang dan menggerogoti pengidapnya , dia masuk melalui celah celah tubuh , mengintai organ tertentu dan menjangkitinya, hingga penderitanya lemah tak berdaya dan akhirnya meninggal.

Virus , yang statusnya diperdebatkan apakah dia makhluk atau bukan. namun dalam kaca mata tauhid, apa saja selain dari Allah adalah makhluk, jadi virus adalah makhluk.

Tahun -tahun kemarin di Indonesia pernah megahnya virus hewan yaitu virus flu burung(H5N1) dan flu babi(H1N1) yang banyak menyerang dan menewaskan masyarakat Indonesia.

Bahaya dari virus di atas tak sebanding dengan makhluk tuhan yang bernama virus merah jambu, kenapa merah jambu? Ya karena dia warna pink.Warna pink itu melambangkan warna cinta. Didalam dunia kartun tokoh wanita yang berjumpa dengan seorang pria yang ia sukai ekspresi wajahnya akan dilukiskan warna pink merona dipipinya. Inilah dia virus yang menyerang anggota yang paling urgen di dalam tubuh manusia yaitu hati.

Sekalipun dia virus merah jambu, tetap saja dia berbahaya. Bahkan lebih berbahaya dari virus yang sudah ada sebelumnya.

Seberapa bahayakah virus merah jambu ini?
Virus yang menjangkit bagian hati ini, sanggup meluluh lantakkan fisik dan mental manusia, tak mengenal usia, tua muda diembatnya.Virus yang mampu menguras finansial, mengkempiskan dompet, merobek saku celana sohibnya dalam hitungan menit bahkan detik.

Dampak terbesar yang ditimbulkannya adalah zina, tidak main-main dengan azab yang diberikan kepada penzina, di dunia saja azabnya sangat pedih. Bayangkan saja ,penzina yang belum pernah berkahwin harus merasakan pedihnya dicambuk seratus kali dan bagi yang sudah berkahwin harus merasakan nikmatnya dirajam.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah memperingatkan kita untuk menjauhi zina , sebagaimana yang telah ditegaskan dalam surat Al-isra ayat 32
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. [al-Isrâ/17:32]

Virus inilah yang menyerang muda mudi untuk melakukan hubungan terlarang yang disebut dengan pacaran. Sedangkan pacaran itu sendiri adalah wasilah atau perantaraan untuk mencapai zina. Ada sekelompok manusia jahil yang menolak kalau pacaran itu adalah perantara zina karena mereka tidak melakukan hubungan badan, apa salahnya pacaran asalkan tidak gitu-gituan!

Apakah mereka itu lupa atau tidak tahu?
Zina itukan ada banyak jenisnya. Ada zina mata , zina telinga , zina hidung .Intinya setiap anggota tubuh yang berpotensi bangkitnya syahwat sudah tergolong zina anggota tubuh.

Bagaimana mengobati virus ini?
Obatnya adalah membatasi pergaulan anak,dalam artian membatasi hubungan yang berlainan jenis, biarkan yang laki bergaul dengan sesama lelaki dan yang wanita sesama wanita. Metode pengobatan ini sudah terbukti ampuh mengatasi penyebaran virus merah jambu seperti yang  diterapkan oleh pesantren.

Namun bagi para pria yang sudah mencapai tingkat berhajat untuk nikah tetapi tidak ada modal , maka sangat dianjurkan untuk sering sering puasa, agar dapat menekan nafsunya. Dan jangan lupa berdoa lima kali sehari untuk dipermudahkan rizki dan jodohnya.Amin.

Sangat dan bahkan wajib bagi kita sebelum memulai perbuatan atau pekerjaan untuk melihat dan dampak negatif yang akan terjadi nantinya, seperti zina. Zina itu sangat banyak efeknya:

Dosa dengan sang rabbi, dosa dengan orang tua, dosa dengan guru, dosa dengan orang sekampung karena sudah bikin malu.

Melecehkan harkat dan martabat wanita yang telah dibela dan diangkat oleh rasul dari kehinannya di masa jahiliyah.

Berdosa dengan istri karena telah merobek dan mencabik hatinya, istri mana yang rela suaminya berbuat zina! Tetapi beda dengan poligami ya.

Wahai muda mudi inilah virus yang paling mematikan diantara virus lainnya, bentengilah jiwa kalian dengan ilmu.Hantam dan jangan biarkan dia merusak dan menghancurkan masa depanmu. Jangan biarkan dia merusak citramu di hadapan tuhanmu.

Ya Allah jauhkanlah kami dan generasi kami  dari virus yang merusak status ta’at kami ya Allah.Palingkanlah pandangan kami dari pandangan yang membangkit syahwat kami ya Allah dan peliharalah kami dari azab nerakaMu ya Allah. Amin.

Muhammad Ikbal
Santri Ma’had Darul Falah

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget